Saat ini dan
entah sampai kapan rasa yang ku punya untukmu tak berubah sedikitpun. Ya, kamu
boleh anggap aku berlebihan, bullsh*t
atau apapun itu, tapi memang seperti ini
yang ku rasa, rasa yang awalnya kita tanam dan rawat bersama hingga saat ini
kamu sudah membiarkan aku merawatnya sendiri. Mungkin kamu tak memintaku untuk
tetap merawatnya, namun hati ku sendiri yang meng-iyakan tanpa kau minta.
Kasih, aku
rindu kamu. Kamu yang dulu mengajarkan
setiap arti cinta yang tak ku mengerti sebelumnya. Cinta yang kamu ajarkan tidak
seperti belajar bersepeda yang bila aku sudah bisa, kau dapat melepaskan ku
sendiri. Aku ingin kita sama-sama menjaga, menjaga impian-impian yang kita
bangun bersama dulu. Dewasa bersamamu adalah hal yang ku inginkan, bahkan tua
bersamamu adalah impian yang ku dambakan. Aku tak perduli bagaimana keadaanmu
saat ini, aku tak ingin menikmati kesuksesanmu secara instan, aku ingin kita
berjuang bersama dan meraih kesuksesan bersama. Sungguh aku menginginkan itu,
kasih.
Namun saat ini, aku hanya bisa
menunggu. Aku sedang menunggu “kapan aku akan berhenti menunggu”.
Ya, aku mengerti kasih, jalan
yang kita lalui tidak selalu lancar. Banyak rintangan terjal untuk mencapai
puncak. Tinggal bagaimana kita bisa kuat atau berhenti dan berbalik arah
kembali ke bawah.
Aku yakin bisa
mencapai puncak bersama jika kita saling menopang, saling melengkapi, dan saling
melindungi. Ingatlah impian-impian kita bersama, itu adalah komitmen kita,
kasih. Komitmen yang baik tentunya komitmen yang dapat bertahan, walaupun
dihajar berbagai godaan yang datang.
Jarak adalah alasan klasik bagi mereka yang tak sanggup menjaga
komitmen.
Kamu disana dan ku disini,
hanya berjumpa via
android
namun ku selalu
menunggu saat kita berjumpa.
Kasih, bukankah dengan jarak kita yang berjauhan
maka ‘Pertemuan’ adalah hadiah terbesar dari semua rindu yang telah kita tabung?
Tapi sepertinya moment jumpa itu sekarang
hanya aku yang menanti.
Ku selalu bangga dengan hubungan yang masih dapat kita jaga walau
jarak menyiksa kita untuk berjauhan. Aku ingin menunjukkan pada mereka kalau
kita memiliki komitmen, kasih. Aku dan Kamu. Ya, kita bisa mencapai puncak
bersama.
Pribadi yang lebih mempesona singgah dihatimu?
Mungkin ia terlihat lebih indah, kasih. Mungkin kamu
sudah bosan dengan aku yang begini-begini saja. Mungkin apa yang tidak ada pada
diriku ada pada dirinya. Iya kasih, aku mengerti ia lebih mempesona
dibandingkan dengan aku yang cupu.
Kamu dimabuk kepayang dengan semua kerupawanannya. Tidak adil rasanya
jika semua kelebihannya tanpa tahu kekurangannya dibandingkan dengan cinta dari orang yang lebih kamu tahu
kelebihan, bahkan kekurangannya. Sungguh
tidak adil kasih!
Aku menunggumu kasih, aku masih menunggu dengan perasaan yang masih
sama saat kita merangkai impian-impian kita bersama. Aku masih menunggu dengan
senyuman yang dulu selalu kau rindukan. Aku masih menunggu dengan cinta yang
kuat yang dulu kau tularkan.
Kasih, aku merindukan rindumu dulu..
*.af.71111.fv.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar