hai... masih di #30HarimenulisSuratCinta nih. Maaf yaa kalo nge-postnya ngga urut dan mencla-mencle surat nya. Biasalah orang sibuk (padahal ngga ada inspirasi) . Baiklah... Happy reading guys : )
Jakarta, 5 Februari 2015
Selamat
malam, Bidadariku . . .
Pasti
kau telah terlelap dalam tidurmu. Izinkan aku berlama-lama disampingmu untuk
melihat wajah sayumu.
Ibu,
bagaimana hari-harimu di sana? Bahagiakah? Lelahkah? Apa yang kau rasakan, Ibu?
Ceritakan padaku ! Sungguh, aku akan membuka pendengaran dan perasaanku untuk
mendengarkan dan ikut merasakan kisahmu, kisah yang menurutku sulit dilakukan
jika aku yang menjalankannya.
Tuhan
tau kau mampu menjalankan semua tugas-Nya, bidadariku. Walau hari-harimu tidak
tersentuh bias cahaya yang aku dan semua orang dapatkan namun kau mampu
memancarkan cahaya yang lebih indah dari yang telah ada.
Ibu...
Aku rindu kau mengomentari penampilanku yang berantakan, aku rindu saat kau
dengan mudah mengetahui apa yang sedang ku rasakan hanya dengan melihat
tampilan wajah anehku, aku juga rindu saat kau mengingatkan ada yang salah
dengan penampilanku saat aku akan keluar rumah. Aku rindu apa yang aku lakukan
bersamamu dulu. Dan aku sangat yakin kau pun merindukannya.
Apa
kau tidak bosan dengan apa yang kau lihat, bu? Apa kau tidak bosan setiap hari
hanya mendengar suara-suara tanpa melihat apa yang terjadi? Oh ya, ada
pertanyaan yang membuat aku bertanya, Apa
kau rindu dengan wajahku? Apa kau ingin tahu seperti apa sekarang putrimu ini,
bu?
Ah,
maafkan aku ibu menanyakan pertanyaan retorik.
Apa
yang dapat aku lakukan untuk membahagiakan bidadariku, Tuhan? Jika diizinkan,
aku terima bila diminta menggantikan posisi bidadariku itu. Apapun akan aku
lakukan agar bidadariku bisa kembali menyapa mentari dan menikmati semesta-Mu ini.
Huuh
. . .
Kau
kuat sekali bidadariku, bahkan mesin terkuat sedunia pun takkan mampu
mengalahkan kekuatan hakiki yang kau dapat dari-Nya. Tuhan sangat cinta kepada
bidadariku, Tuhan percaya bidadariku akan bisa melewati ujian tersulit yang
orang lain tidak bisa mejalaninya.
Yang
sabar yaa bidadariku, Cahaya yang sangat indah, yang tak pernah Tuhan beri
untuk sembarang orang sudah tertata rapi hanya untukmu, Ibu :)
Sekarang,
tinggal aku yang harus mengikuti kesabaran emas mu itu. Doa kan aku ibu, supaya
aku bisa sepertimu. Aku rindu Ibu
melihatku !
Di kesunyian ini
aku menangis mengenangmu
segala tentangmu
ku memanggilmu dalam hati ini
Engkaulah hidupku
hidup dan matiku
{ 22:16 dipojokan kamar – AriLaso~Lirih ]
aku menangis mengenangmu
segala tentangmu
ku memanggilmu dalam hati ini
Engkaulah hidupku
hidup dan matiku
{ 22:16 dipojokan kamar – AriLaso~Lirih ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar