Pages

Kamis, 06 Agustus 2015

Rindu nya Reyn (oleh : Vn)



“Selamat hari lahir yang ke 40 vroh, semoga lo bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi, selalu diberi kesehatan dan berkah tentunya.” Pesan singkat itu langsung Reyn kirim ke sahabatnya yang hari itu berulangtahun, dipesan itu Reyn sedikit melucu dengan menyebutkan usia sang sahabat yang tak sesuai dengan usia sebenarnya. Tak lama sahabatnya pun membalasnya.
Reyn terpaku membaca pesan balasan dari sahabatnya itu, Reyn heran, sejak kapan seorang Defa Rangga Pratama tak membalas candaan yang diberikan Reyn. Defa hanya membalas “Amiin”. Ya hanya itu yang Reyn dapat dari Defa, padahal Reyn sudah siap diejek balik oleh Defa, tapi tak disangka balasan pesan nya hanya seperti itu.

Reyn melamun, memikirkan waktu-waktu yang sudah dilewatkannya beberapa waktu lalu.
Bully mem-bully, itulah candaan rutin sepasang sahabat yang sedang asik merasakan kesendirian mereka tanpa pasangan. Ya, mereka sangat menikmati itu. Walaupun Reyn sering sekali curhat tentang kegalauan akutnya karna sang mantan yang sangat ia cintai sampai sekarang. Tapi itu dulu, sebelum Defa mengisi hati kosongnya untuk seseorang yang ia anggap special dalam hidupnya. Sekarang tempat itu telah terisi. Dan Reyn sepertinya sudah tergeser posisinya.

Reyna Karinasari, seorang gadis  yang termasuk introvert, namun ia ingin sekali memiliki banyak teman dan ingin mengikuti semua kegiatan yang ada di kampusnya, hobi menulisnya sering muncul saat ia sedang galau. Aneh sekali dia.

Reyn terbayang omongan Defa saat terakhir menemuinya saat libur kuliah lalu, “inget ya Reyn, lo gaboleh kangen sama gue.” Reyn bingung dengan kata-kata itu, Reyn juga takut sesuatu terjadi karena Defa aneh sekali, mengapa ia berbicara seperti itu kepada Reyn. “Yaiyalah, ngapain jug ague kangen sama lo.” Reyn menjawab perkatan Defa dengan angkuh. Dan Defa menegaskan lagi “Bener ya, awas aja kalo lo kangen sama gue, gue pasti ngerasa”. “Kangen sama siapa aja terserah gue lah Def, gue gabisa nahan-nahan buat ga kangen sama seseorang, itu tuh muncul secara alamiah.” Timpal Reyn. Dan Defa hanya menyunggingkan sudut bibirnya.
Reyn benar-benar bingung. Apa itu pesan bahwa Defa ingin menjauh dari Reyn. Akhirnya malam itu pun Reyn galau dan ia meluapkannya lewat tulisan.

Defa.. lo kenapa sih sama gue. Apa gue ada salah sama lo? Gue ga ngerti maksud lo gimana Def.
Apa karna sekarang lo udah punya pacar jadi lo jauhin gue, lo sakit hati sama gue, sama becanda-becandaan gue?

Lo sahabat gue, tapi apa lo anggap gue sebagai sahabat lo juga Def? atau hanya sebatas teman yang deket pas lagi sama-sama kesusahan aja? Banyak banget pertanyaan yang ada dipikiran gue Def.
Lo marah sama gue? Bilang Def, jangan tiba-tiba jauhin gue kaya gini. Gue ga pengen sahabat gue berkurang. Gue harap lo kaya dulu lagi. Makasih Def kemaren-kemaren pas gue lagi terpuruk-terpuruknya lo ada ngehibur gue.

Sekalli lagi happy milad sob, semoga apa yang lo cita-citakan bisa tercapai, semoga lo bisa bermuhasabah yaa.. hanya doa yang bisa gue kadoin buat lo, bukan kue, kejutan atau apalah, ya maklum ada jarak, jadi tangan tak sampai berjabat. Semoga lo bahagia bersama orang baru lo yaJ

Reyn pun tertidur setelah menulis yang tak jelas itu. Reyn berharap Defa kembali menyapa nya lagi. Entah kapan, Reyn siap menyapa Defa kembali, bagaimanapun keadaan Defa..

2 komentar: