“Selamat hari
lahir yang ke 40 vroh, semoga lo bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi,
selalu diberi kesehatan dan berkah tentunya.” Pesan singkat itu langsung Reyn
kirim ke sahabatnya yang hari itu berulangtahun, dipesan itu Reyn sedikit
melucu dengan menyebutkan usia sang sahabat yang tak sesuai dengan usia
sebenarnya. Tak lama sahabatnya pun membalasnya.
Reyn terpaku
membaca pesan balasan dari sahabatnya itu, Reyn heran, sejak kapan seorang Defa
Rangga Pratama tak membalas candaan yang diberikan Reyn. Defa hanya membalas “Amiin”.
Ya hanya itu yang Reyn dapat dari Defa, padahal Reyn sudah siap diejek balik
oleh Defa, tapi tak disangka balasan pesan nya hanya seperti itu.
Reyn
melamun, memikirkan waktu-waktu yang sudah dilewatkannya beberapa waktu lalu.
Bully mem-bully,
itulah candaan rutin sepasang sahabat yang sedang asik merasakan kesendirian
mereka tanpa pasangan. Ya, mereka sangat menikmati itu. Walaupun Reyn sering
sekali curhat tentang kegalauan akutnya karna sang mantan yang sangat ia cintai
sampai sekarang. Tapi itu dulu, sebelum Defa mengisi hati kosongnya untuk
seseorang yang ia anggap special dalam hidupnya. Sekarang tempat itu telah
terisi. Dan Reyn sepertinya sudah tergeser posisinya.
Reyna
Karinasari, seorang gadis yang termasuk
introvert, namun ia ingin sekali memiliki banyak teman dan ingin mengikuti
semua kegiatan yang ada di kampusnya, hobi menulisnya sering muncul saat ia
sedang galau. Aneh sekali dia.
Reyn
terbayang omongan Defa saat terakhir menemuinya saat libur kuliah lalu, “inget
ya Reyn, lo gaboleh kangen sama gue.” Reyn bingung dengan kata-kata itu, Reyn
juga takut sesuatu terjadi karena Defa aneh sekali, mengapa ia berbicara
seperti itu kepada Reyn. “Yaiyalah, ngapain jug ague kangen sama lo.” Reyn
menjawab perkatan Defa dengan angkuh. Dan Defa menegaskan lagi “Bener ya, awas
aja kalo lo kangen sama gue, gue pasti ngerasa”. “Kangen sama siapa aja
terserah gue lah Def, gue gabisa nahan-nahan buat ga kangen sama seseorang, itu
tuh muncul secara alamiah.” Timpal Reyn. Dan Defa hanya menyunggingkan sudut
bibirnya.
Reyn
benar-benar bingung. Apa itu pesan bahwa Defa ingin menjauh dari Reyn. Akhirnya
malam itu pun Reyn galau dan ia meluapkannya lewat tulisan.
Defa.. lo kenapa sih
sama gue. Apa gue ada salah sama lo? Gue ga ngerti maksud lo gimana Def.
Apa karna sekarang lo
udah punya pacar jadi lo jauhin gue, lo sakit hati sama gue, sama
becanda-becandaan gue?
Lo sahabat gue, tapi
apa lo anggap gue sebagai sahabat lo juga Def? atau hanya sebatas teman yang
deket pas lagi sama-sama kesusahan aja? Banyak banget pertanyaan yang ada
dipikiran gue Def.
Lo marah sama gue? Bilang
Def, jangan tiba-tiba jauhin gue kaya gini. Gue ga pengen sahabat gue berkurang.
Gue harap lo kaya dulu lagi. Makasih Def kemaren-kemaren pas gue lagi
terpuruk-terpuruknya lo ada ngehibur gue.
Sekalli lagi happy
milad sob, semoga apa yang lo cita-citakan bisa tercapai, semoga lo bisa
bermuhasabah yaa.. hanya doa yang bisa gue kadoin buat lo, bukan kue, kejutan
atau apalah, ya maklum ada jarak, jadi tangan tak sampai berjabat. Semoga lo
bahagia bersama orang baru lo yaJ
Reyn pun
tertidur setelah menulis yang tak jelas itu. Reyn berharap Defa kembali menyapa
nya lagi. Entah kapan, Reyn siap menyapa Defa kembali, bagaimanapun keadaan Defa..