Pages

Kamis, 06 Agustus 2015

Rindu nya Reyn (oleh : Vn)



“Selamat hari lahir yang ke 40 vroh, semoga lo bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi, selalu diberi kesehatan dan berkah tentunya.” Pesan singkat itu langsung Reyn kirim ke sahabatnya yang hari itu berulangtahun, dipesan itu Reyn sedikit melucu dengan menyebutkan usia sang sahabat yang tak sesuai dengan usia sebenarnya. Tak lama sahabatnya pun membalasnya.
Reyn terpaku membaca pesan balasan dari sahabatnya itu, Reyn heran, sejak kapan seorang Defa Rangga Pratama tak membalas candaan yang diberikan Reyn. Defa hanya membalas “Amiin”. Ya hanya itu yang Reyn dapat dari Defa, padahal Reyn sudah siap diejek balik oleh Defa, tapi tak disangka balasan pesan nya hanya seperti itu.

Reyn melamun, memikirkan waktu-waktu yang sudah dilewatkannya beberapa waktu lalu.
Bully mem-bully, itulah candaan rutin sepasang sahabat yang sedang asik merasakan kesendirian mereka tanpa pasangan. Ya, mereka sangat menikmati itu. Walaupun Reyn sering sekali curhat tentang kegalauan akutnya karna sang mantan yang sangat ia cintai sampai sekarang. Tapi itu dulu, sebelum Defa mengisi hati kosongnya untuk seseorang yang ia anggap special dalam hidupnya. Sekarang tempat itu telah terisi. Dan Reyn sepertinya sudah tergeser posisinya.

Reyna Karinasari, seorang gadis  yang termasuk introvert, namun ia ingin sekali memiliki banyak teman dan ingin mengikuti semua kegiatan yang ada di kampusnya, hobi menulisnya sering muncul saat ia sedang galau. Aneh sekali dia.

Reyn terbayang omongan Defa saat terakhir menemuinya saat libur kuliah lalu, “inget ya Reyn, lo gaboleh kangen sama gue.” Reyn bingung dengan kata-kata itu, Reyn juga takut sesuatu terjadi karena Defa aneh sekali, mengapa ia berbicara seperti itu kepada Reyn. “Yaiyalah, ngapain jug ague kangen sama lo.” Reyn menjawab perkatan Defa dengan angkuh. Dan Defa menegaskan lagi “Bener ya, awas aja kalo lo kangen sama gue, gue pasti ngerasa”. “Kangen sama siapa aja terserah gue lah Def, gue gabisa nahan-nahan buat ga kangen sama seseorang, itu tuh muncul secara alamiah.” Timpal Reyn. Dan Defa hanya menyunggingkan sudut bibirnya.
Reyn benar-benar bingung. Apa itu pesan bahwa Defa ingin menjauh dari Reyn. Akhirnya malam itu pun Reyn galau dan ia meluapkannya lewat tulisan.

Defa.. lo kenapa sih sama gue. Apa gue ada salah sama lo? Gue ga ngerti maksud lo gimana Def.
Apa karna sekarang lo udah punya pacar jadi lo jauhin gue, lo sakit hati sama gue, sama becanda-becandaan gue?

Lo sahabat gue, tapi apa lo anggap gue sebagai sahabat lo juga Def? atau hanya sebatas teman yang deket pas lagi sama-sama kesusahan aja? Banyak banget pertanyaan yang ada dipikiran gue Def.
Lo marah sama gue? Bilang Def, jangan tiba-tiba jauhin gue kaya gini. Gue ga pengen sahabat gue berkurang. Gue harap lo kaya dulu lagi. Makasih Def kemaren-kemaren pas gue lagi terpuruk-terpuruknya lo ada ngehibur gue.

Sekalli lagi happy milad sob, semoga apa yang lo cita-citakan bisa tercapai, semoga lo bisa bermuhasabah yaa.. hanya doa yang bisa gue kadoin buat lo, bukan kue, kejutan atau apalah, ya maklum ada jarak, jadi tangan tak sampai berjabat. Semoga lo bahagia bersama orang baru lo yaJ

Reyn pun tertidur setelah menulis yang tak jelas itu. Reyn berharap Defa kembali menyapa nya lagi. Entah kapan, Reyn siap menyapa Defa kembali, bagaimanapun keadaan Defa..

Senin, 01 Juni 2015

Untukmu Aku Bertahan by: Afgan Syahreza

Tenanglah kekasihku
Ku tahu hatimu menangis
Beranilah dan percaya
Semua ini pasti berlalu
Meski takkan mudah
Namun kau takkan sendiri
Ku ada di sini
Untukmu aku akan bertahan
Dalam gelap takkan ku tinggalkan
Engkaulah teman sejati, kasihku
Di setiap hariku
Untuk hatimu ku kan bertahan
Sebentuk hati yang ku nantikan
Hanya kau dan aku yang tahu
Arti cinta yang telah kita punya
Beranilah dan percaya
Semua ini pasti berlalu
Meski takkan mudah
Namun kau takkan sendiri
Ku ada di sini

Kamis, 28 Mei 2015

Cz I'm still waiting (by : Vn)


heii, kemarilah..
aku disini untukmu, bahuku siap menopang sandaran keluhmu, kapanpun kau mau.
tidak kah kau lihat setiap hari ku menanti semua tentangmu?
Telinga ku terbuka lebar untuk mendengar semua ceritamu,
Mulutku pun siap membalas semua ucapmu, bahkan ku harap sesuatu yg keluae dr mulutku bisa mengembalikan ceriamu.
Tangan ku tak sabar untuk mengusir curahan keringat lelahmu bahkan tetesan dari sepasang mata sayu mu.
heii..
lihatlah aku sebentar saja,
tak perlu tengok kepalamu, bola hitam matamu hanya perlu kau putar sedikit pada satu sisi ekor
mata dan kau akan melihatku.
Ya, hanya dengan satu lirikan saja itu cukup meramaikan sunyinya hatiku.
Apa kau tak ingin beristirahat sejenak dari rutinitasmu.
Apa kau tak lelah dengan semua tugas-tugasmu.
Ah, bicara apa aku ini?! Sudah jelas kaumerasakan lelah.
heii..
aku memanggilmu untuk yg kesekian kali.
aku masih akan disini untuk tetap menanti.
aku menunggu dengan rasa yg membelenggu,
rasa yg entah sampai kapan akan berlalu.
~mei 2015

Selasa, 19 Mei 2015

Kisah Penantianku (oleh : Vn)


Saat ini dan entah sampai kapan rasa yang ku punya untukmu tak berubah sedikitpun. Ya, kamu boleh anggap aku berlebihan, bullsh*t  atau apapun itu, tapi memang seperti ini yang ku rasa, rasa yang awalnya kita tanam dan rawat bersama hingga saat ini kamu sudah membiarkan aku merawatnya sendiri. Mungkin kamu tak memintaku untuk tetap merawatnya, namun hati ku sendiri yang meng-iyakan tanpa kau minta.

Kasih, aku rindu kamu. Kamu  yang dulu mengajarkan setiap arti cinta yang tak ku mengerti sebelumnya. Cinta yang kamu ajarkan tidak seperti belajar bersepeda yang bila aku sudah bisa, kau dapat melepaskan ku sendiri. Aku ingin kita sama-sama menjaga, menjaga impian-impian yang kita bangun bersama dulu. Dewasa bersamamu adalah hal yang ku inginkan, bahkan tua bersamamu adalah impian yang ku dambakan. Aku tak perduli bagaimana keadaanmu saat ini, aku tak ingin menikmati kesuksesanmu secara instan, aku ingin kita berjuang bersama dan meraih kesuksesan bersama. Sungguh aku menginginkan itu, kasih.

Namun saat ini, aku hanya bisa menunggu. Aku sedang menunggu “kapan aku akan berhenti menunggu”.
Ya, aku mengerti kasih, jalan yang kita lalui tidak selalu lancar. Banyak rintangan terjal untuk mencapai puncak. Tinggal bagaimana kita bisa kuat atau berhenti dan berbalik arah kembali ke bawah.

Aku yakin bisa mencapai puncak bersama jika kita saling menopang, saling melengkapi, dan saling melindungi. Ingatlah impian-impian kita bersama, itu adalah komitmen kita, kasih. Komitmen yang baik tentunya komitmen yang dapat bertahan, walaupun dihajar berbagai godaan yang datang.

Jarak adalah alasan klasik bagi mereka yang tak sanggup menjaga komitmen.
Kamu disana dan ku disini,
hanya berjumpa via android
namun ku selalu menunggu saat kita berjumpa.

Kasih, bukankah dengan jarak kita yang berjauhan maka ‘Pertemuan’ adalah hadiah terbesar dari semua rindu yang telah kita tabung? Tapi sepertinya moment  jumpa itu sekarang hanya aku yang menanti.
Ku selalu bangga dengan hubungan yang masih dapat kita jaga walau jarak menyiksa kita untuk berjauhan. Aku ingin menunjukkan pada mereka kalau kita memiliki komitmen, kasih. Aku dan Kamu. Ya, kita bisa mencapai puncak bersama.

Pribadi yang lebih mempesona singgah dihatimu?
Mungkin ia terlihat lebih indah, kasih. Mungkin kamu sudah bosan dengan aku yang begini-begini saja. Mungkin apa yang tidak ada pada diriku ada pada dirinya. Iya kasih, aku mengerti ia lebih mempesona dibandingkan dengan aku yang cupu.
Kamu dimabuk kepayang dengan semua kerupawanannya. Tidak adil rasanya jika semua kelebihannya tanpa tahu kekurangannya dibandingkan dengan cinta dari orang yang lebih kamu tahu kelebihan, bahkan kekurangannya.  Sungguh tidak adil kasih!  


Aku menunggumu kasih, aku masih menunggu dengan perasaan yang masih sama saat kita merangkai impian-impian kita bersama. Aku masih menunggu dengan senyuman yang dulu selalu kau rindukan. Aku masih menunggu dengan cinta yang kuat yang dulu kau tularkan.

Kasih, aku merindukan rindumu dulu..

*.af.71111.fv.*

Sabtu, 11 April 2015

CINTA BISA KADALUARSA? (oleh : Vn)




Malam guys, baru ngepost lagi nih. Ini sebenernya tulisan udah lama banget dibuat, tepatnya karangan ini dibuat guna memenuhi tugas Bu Lis, dosen bahasa Indonesia. Bingung awalnya mau buat karangan apa, akhirnya fiksi aja deh. Sedikit cerita aja nih guys, pas gue bacain ni karangan di depan kelas, Bu dosen kepo sama ending ni karangan. whehehe... Temen2 dikelas juga pada nge-ciyehin pas gue baca ini. Entah ada apa dengan mereka pada saat itu -______- Baiklah, langsung aja yaa, silahkaannn... Happy reading on satnight :)


Semilir angin senja menusuk sekujur tubuhku yang menegang ketika sedang membaca pesan singkat  dari seseorang yang sedang aku harapkan. “Maaf ya, aku ga tahu. Aku merasa sudah tidak seperti dulu lagi, Fen. Aku sedang tidak bisa merasakan rasa sayang kepada siapapun, termasuk kamu.” Ya Tuhan, rasanya saat itu juga seperti ada petir yang menyambarku di siang bolong. Aku terdiam beberapa menit untuk benar-benar mencerna pesan itu, dan tak terasa ponselku sudah basah karena air mata yang berdesakkan mengalir dari sudut mataku. Inikah jawaban atas semua pertanyaan selama hampir satu bulan ini?
Masih benar-benar segar di kepalaku bagaimana pengorbanan dan usahanya untuk membuat hatiku terbuka dan diisi oleh cintanya. Tapi semua itu dengan mudah lenyap dan tak tersisa sedikitpun di benaknya, seperti orang yang sangat kelaparan kemudian menghabiskan semua makanannya sampai tak sebutir nasi tersisa. Apakah cinta yang ia miliki sedangkal itu?
Dahulu aku tak percaya bahwa cinta itu bisa kadaluarsa, karena hakikatnya cinta adalah anugerah yang Tuhan berikan kepada setiap hamba-Nya. Cinta itu sendiri sama sekali tidak dapat dipaksakan, cinta hanya dapat berjalan apabila kedua belah pihak ikhlas, cinta tidak dapat berjalan apabila mereka mementingkan diri sendiri. Karena dalam berhubungan, pasangan kita pasti menginginkan suatu perhatian lebih dan itu hanya bisa di dapat dari pengertian pasangannya.
Tetapi sekarang, setelah aku membaca tingkah Rendi sekaligus membaca pesan singkat yang ia kirim, aku percaya bahwa cinta itu bisa kadaluarsa. Cinta yang aku dan ia miliki tidak seimbang, aku rasa lebih berat di sisiku.
*
“Fen, nebeng aku yok, arah rumahku kan sama dengan halte yang biasa kamu tunggu bus.” Tanpa berpikir panjang aku pun langsung meng-iya-kan ajakannya itu, lumayan jarak sekolah ke halte bus 15  sampai 20 menit jika ditempuh dengan berjalan kaki.
Tidak ada lima menit kita sudah sampai di halte pemberhentian bus. Seperti biasa, butuh waktu lama sampai bus jurusan Comal itu tiba. Tak terasa sudah 20 menit aku menunggu dan bus itu tak kunjung tiba. Rendi masih setia di sampingku, menemaniku sampai busnya benar-benar tiba. Tiinn…tiinnn… Ah, akhirnya aku bisa pulang juga.
Hari-hari berikutnya Rendi seperti tukang ojek pribadiku, aku menunggunya di gerbang sekolah dan tak lama ia datang dengan sepeda motor silvernya itu.  “Yok, Fen…” Aku hanya membalasnya dengan senyum simpul dan mengambil posisi duduk di jok belakang.
Seperti itu kegiatan kami sudah hampir sebulan, tak hanya mengantarku sampai halte pemberhentian bus, tapi ia juga menemaniku dengan setia, menunggu bus yang tak tentu datangnya kapan. Hari ke hari aku semakin merasakan sikapnya yang sangat perhatian dan tak jarang teman-teman di sekolah baik teman kelasnya dan teman kelasku mengira kita menjalin hubungan khusus. Padahal Rendi dan aku hanya sebatas teman yang sering cerita masalah-masalah pelajaran ataupun masalah pribadi kami. Ya, tak lebih dari itu.
“Fen, kamu tahu ga sih atau pura-pura ga tahu kalau Rendi tuh suka sama kamu?“ Salah satu sahabat Rendi menegurku saat kita bertemu di kantin sekolah. “Ah, ga usah bercanda deh, Dit. Aku tau dia lagi naksir teman seangkatan kita juga, tapi aku belum tau sih orangnya siapa, hehehe..” Jawabku. “Ya ampun Fen, orang itu tuh kamu. Dia naksir kamu dari kelas X dulu, pas kita baru masuk OSIS, tapi dia baru brani deketin kamu akhir-akhir ini.” Terang Adit dengan ekspresi wajah meyakinkan. Sedangkan aku hanya meresponnya dengan wajah kebingungan.
Apa yang Rendi suka dari aku, anak perempuan sederhana, tidak modis, tidak bisa berbicara pakai bahasa daerah, sekalinya aku berbicara memakai bahasa daerah teman-teman malah menertawakanku, “hahaha, wis toh Fen ndak usah mekso”. Hiiisshh rasanya malu sekali memilki darah Jawa tetapi tidak bisa menerapkannya dalam berbahasa. Apa yang lebih dari seorang Fenny Silvianingrum?
Mungkin itu yang dinamakan cinta, tak memandang fisik, materi, ataupun kekurangan dari orang yang kita cinta. Yang dirasa hanyalah kebahagian saat kita berada dekat dengannya, dan sakit yang menyiksa saat kita jauh dengannya.
“Aku sayang kamu, Fen.” Kalimat itu yang selalu terekam jelas di telinga dan pikiranku.
Tahun pertama, tahun kedua, tahun ketiga, dan kini memasuki tahun keempat.
*
 “Fen…… Fenny…… Kamu kenapa? Fenny….” Suara itu tiba-tiba membuyarkan lamunanku tentang masa-masa indahku dulu bersama Rendi dan menarikku kembali ke dunia tempatku berpijak. Tanganku masih setia menggenggam ponsel yang berisi pesan mematikan itu. Mataku tak kuasa menahan bendungan yang sangat kuat untuk ditumpahkan. Ya Tuhan, semudah itu kah cinta kadaluarsa?
Kemana kenangan kita selama ini, begitu tak indah kah mereka sehingga kamu tak ingin mengingatnya kembali. Apa karena kamu seorang laki-laki sehingga tak bisa menggunakan perasaanmu untuk merasakan. Ya, aku tau laki-laki lebih memakai logikanya saat menghadapi segala masalah, termasuk masalah hati. Sehingga kalian dengan mudah meninggalkan kami, kami yang dahulu kalian perjuangkan dengan susah payah. Tapi sekarang disaat kami tenggelam pada dalamnya cinta yang telah kalian buat, kalian sendiri yang menghancurkannya. Dan aku rasa cinta kadaluarsa hanya dirasakan oleh kalian para kaum Adam. Ketika kandungan yang ada di dalam cinta sudah sering kalian rasakan, sudah terlalu lama disimpan, dan akhirnya kalian bosan, kalian datang pada titik jenuh hubungan ini. Dengan mudah kalian pergi. Apa ini tujuan kalian?
Tuhan, aku masih saja tak percaya dengan semua ini. Cinta yang ia punya mengapa begitu mudah pergi. Ia pikir aku akan merelakan cinta yang kupunya pergi dengan mudah? Jelas tidak. Namun, aku bisa apa? Cinta tidak dapat dipaksakan. Biarlah cinta itu hidup di tempat yang ia inginkan, yang membuatnya nyaman. Mencintai seseorang tak perlu ada alasan yang jelas. Karena alasan itu, suatu saat bisa berubah sewaktu-waktu. Kelak hal itulah yang membuatmu kecewa dan bosan.
Jagalah cinta yang kita miliki sekarang. Belajarlah untuk mencinta bukan karena ada alasan atau tujuan tertentu, mencintalah dengan tulus. Karena ketulusan akan menguatkan mereka yang sedang memperjuangkan cintanya.

Rabu, 01 April 2015

Hari Jadi Kota Batik ke-109 (Vn's Story)


Selamat malam kota nan indah,

Selamat hari jadi Kota Pekalongan yang ke-109. Semaki kreatif, semakin terbang tinggi untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada dunia. I LOVE BATIK, I LOVE MEGONOooo…. I LOVE PEKALONGAN dan aku cinta orang-orang Pekalongan. Whehehe….
Yah walaupun bukan kota kelahiranku, bukan kota tempat ku tinggal, dan bukan pula tempat sanak saudaraku menetap, aku tetap cinta kota Pekalongan. Karena di kota itu aku mendapat sekali banyak ilmu, teman yang sudah seperti keluarga, dan sempat menyicipi hati seorang pemuda Pekalongan juga =D

Tiga tahun aku menikmati suasana kota Pekalongan, Comal-Pekalongan aku tempuh demi mendapatkan ilmu yang disampaikan guru-guruku di SMK Negeri 2 Pekalongan. Tempat itu, yaa tempat itu adalah tempat yang bersejarah bagiku. Dimana aku menemukan manusia-manusia dengan keunikan masing-masing dan kemedok-kan ketika mereka berbicara membuatku sedikit ilfeel saat aku baru menginjakkan kaki disana.
Tempat aku mengerti sedikit demi sedikit budaya jawa, bahasa jawa, kebiasaan mereka, keanggunan dan kesopanan dalam bertutur kata. Syawalan, Lopis, Slamaran, Nge-Boom, THR, Jetayu, Pusri, banjir Pasir sari, aahhh nama-nama itu membangunkan kembali kerinduaku.

Kisahku lahir dan tumbuh di Pekalongan bersama orang-orang yang ku sayang. Belajar berorganisasi, belajar bahasa yang menurutku lebih sulit dari bahasa Inggris, belajar bersepeda, belajar menjadi manusia yang sabar ketika menunggu bus yang tak kunjung datang, belajar mencerna dengan cepat saat teman-teman berbicara memakai bahasa Jawa, belajar pacaran juga hehehe, tentunya menjadi pacar yang setia yaa…. banyak sekali yang aku dapat dari kota itu.

Suasana pagi, siang, malam, hujan, panas, angin kencang, geludug, dan suasana mencekam ketika bermalam disekolah pun pernah aku rasakan disana. Sungguh aku rindu sekali Kota Pekalongan. Tak pernah absen ketika aku ke Comal pasti aku mengunjungi Pekalongan. Kotaku, kota yang mengajarkanku banyak hal. Kota yang indah, ya walaupun sungainya sudah tercemar dengan air rendaman pembuatan batik. Banjir ketika hujan sedikit saja turun. Bahkan tidak hujan pun bisa tiba-tiba banjir. Tapi hal itu tidak mengurangi sedikitpun kecintaan ku pada Kota Pekalongan.

Sekali lagi, selamat ulang tahun kota tercinta, semoga semakin maju, ciptakan bibit-bibit yang berkualitas, batik yang indah, suasana yang tetap nyaman, dan tentunya pertahankan dan lestarikan budaya yang kau punya. I LOVE PEKALONGAN….. :*


Veyntha, Naxagha, faiz, adit, hafidz, gita, bilkis, temen-temen OSIS lainnya, anak2 tkj2, ak2, ak1,tkj1, ap1, ap2, pm123, pak maskur, bu oo, pak sya, bu eni, bu deli, dan guru-guru tercinta lainnya. I miss u all sooooo muchhhh……

Selasa, 10 Februari 2015

Rindu Partner LDRku (by:Vn)

Jakarta, 10 Februari 2015



Dear Mybeloved,

Hai partner LDRku, bagaimana kabar kamu di sana ? Hampir seminggu kita ngga tegur sapa yaa :-). Aku selalu berharap kamu dalam keadaan baik-baik aja. Bagaimana liburanmu sayang? Semoga menyenangkan. Sebenarnya aku juga pengen memutuskan LDR kita untuk beberapa hari aja, tapi ya mau gimana lagi, jarak Jakarta-Pekalongan perlu menghabiskan waktu kurang lebih 10 jam hanya untuk perjalanan saja.

Sayang, aku disini baik-baik aja kok, kamu ngga perlu khawatir ya, aku udah lulus peng-gojlok-an buat hidup di Jakarta. Ya walau kadang suka keteteran juga sih ngadepin segala hal yang menuntut aku untuk multitasking, hehehe. Do’akan aja biar aku selalu diberi kekuatan supaya tahan banting ngelewatin hari-hari di kota metropolitan ini.

Boleh kan aku berbagi sedikit cerita ngpain aja aku kemarin-kemarin ini? (Boleh kok sayang, silahkan)

Wkwkwk. Makasih ya. Jadi hari Sabtu jam 9.30 aku berangkat dari rumah Budhe ke terminal Pulogadung, (aku mau ke Tangerang). Jam 10.30 bus nya baru ada, se-jam aku nunggu berdiri sendirian di pangkalan mikrolet pulogadung-kota. Headset yang aku pakai pun yang terdengar hanya suara-suara mesin berjalan yang kadang menjerit pas di depanku. Banyak pasangan mata yang memandangiku aneh, mungkin mereka bingung aku ngapain berdiri sendirian disitu, tiap ada bus atau angkot lewat aku biarkan begitu saja. Ya karna mereka bukan bus yang  menuju tujuanku lah Pak -_-. Sampai akhirnya bus tujuan Poris Tangerang pun datang.

Seperti perjalanan-perjalanan yang biasa aku lewatkan sebelumnya, seorang diri, membosankan. Melihat keluar  jendela bus yang tiba-tiba diguyur hujan sambil mendengarkan lagu utopia-hujan, layaknya aku sedang menonton sebuah video clip dan tiba-tiba saja kamu datang  sayang.

Rinai hujan basahi aku
temani sepi yang mengendap
kala aku mengingatmu
dan semua saat manis itu
Segalanya seperti mimpi
kujalani hidup sendiri
andai waktu berganti
aku tetap takkan berubah
Aku selalu bahagia
saat hujan turun
karena aku dapat mengenangmu
untukku sendiri, ooo~
Selalu ada cerita
tersimpan dihatiku
tentang kau dan hujan
tentang cinta kita
yang mengalir seperti air


Karena hujan pernah menahanmu disini, sayang. Tepat banget playlist yang aku stel, hehehe.
Baiklah kembali lagi ke ceritaku ya sayang, aku rasa kamu ngga perlu denger 4 jam perjalanan ku yang membosankan itu untuk sampai di Tangerang. Entah ada apa hari itu hingga macetnya melebihi Jakarta. 

Yang jelas aku sampai di rumahku tercinta dengan selamat.
Kegiatanku di rumah ya seperti biasa, aku benar-benar menikmati suasana rumahku, tapi sayang kurang lengkap tanpa Ibu dan adikku. Hhhh dan akhirnya aku galau mengingat semua tentang aku dan keluargaku di istanaku itu. Disana aku mengunjungi rumah saudaraku, betapa ramai nya rumah mereka, semua lengkap, dari Uwa’(kakaknya Bapak) sampai cucu twins nya ada disana.

Sampai akhirnya Minggu sore aku putuskan untuk pulang bareng sahabat SMP ku dulu (sekarang kuliah di UNJ). Awalnya kita mau balik ke Jakarta senin pagi tapi aku dan sahabatku itu nekat pulang sore hampir malam demi mengejar kuliah senin pagi. Kami tiba di Jakarta sekitar pukul setengah sepuluh malam. Dan sahabatku nggak ngizinin kalau aku melanjutkan perjalanan sampai ke rumah Budhe. Aku pun numpang makan, tidur dan mandi di kost-an-nya.

Sayang, kamu pasti tau kan kondisi Jakarta hari Senin? Air dimana-mana. Saat mendapatkan info ternyata kampusku dan kampus sahabatku DILIBURKAN karna BANJIR, hati kami seperti disuir-suir kaya daging ayam buat dicampur soto. Kampus sebesar UNJ, Trisakti aja kebanjiran, gimana nasibnya kampus imutku sayang :D you know it so well. Whehehe…

Itu ceritaku, bagaimana ceritamuuuuu???

Semoga kamu, keluargamu, aku, keluargaku, teman-teman dan semua orang di sekitar kita selalu di kelilingi kebahagiaan. Belum bisa kirim surat lewat Pak Pos, lewat Pak Inet gapapa ya sayang.




Salam hangat dari aku yang mencintaimu.